Jerami Padi Fermentasi
Sebagai Pakan Ternak Sapi
Usaha sapi potong yang diperuntukkan
untuk menghasilkan daging berkualitas baik, pada umunya dihadapkan
pada masalah ketersediaan pakan baik berupa hijauan maupun
konsentrat. Produksi hijauan pakan menjadi lebih terbatas karena
pertambahan penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman, perluasan lahan
untuk produksi pangan dan pembangunan subsektor lainnya. Oleh sebab itu
penyediaan pakan memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif sederhana
untuk mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Jerami padi merupakan limbah
pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah
pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan
ternak dan sebagian menjadi kompos. Ternak sapi yang menkonsumsi
jerami padi menghasilkan kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila
dikelola secara baik, akan menjadi pupuk organik dan akan bermanfaat
optimal bagi tanaman. Jerami padi dapat digunakan untuk pakan sapi potong
dewasa sebanyak 2-3 ekor sepanjang tahun. Sehingga pada lokasi yang mampu
panen 2 kali setahun akan tersedia pakan berserat untuk 4 – 6 ekor sapi.
Hambatan pemanfaatan jerami padi
secara luas sebagai sumber pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila
dibandingkan dengan hijauan pakan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi
Cara yang relatif murah,
praktis dan hasilnya sangat disukai ternak sapi adalah melalui proses fermentasi
dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik,
lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (starbio, starbioplus,
probion). Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk meningkatkan ternak sapi
yang dipelihara.
Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Pembuatan jerami padi fermentasi
dengan sistem terbuka. Proses fermentasi terbuka dilakukan pada tempat
terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan
untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi adalah : 1 ton jerami padi segar,
Probion (probiotik) 2,5 kg, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya.
Cara Pembuatan :
Proses pembuatan dibagi dua tahap,
yaitu tahap fermentatif dan pengeringan serta penyimpanan. Pada tahap pertama,
jerami padi yang baru dipanen dari swah dikumpulkan pada tempat yang telah
disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%. Jerami padi segar
yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi ditimbun dengan ketebalan
kurang lebih 20 cm kemudian ditaburi dengan Probion dan urea. Tumpukan jerami
tersebut dapat dilakukan hingga ketinggian sekitar 3 meter. Setelah
pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar
proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik. Tahap kedua adalah
proses pengeringan dan penyimpanan jerami padi fermentasi. Pengeringan
dilakukan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum
disimpan pada tempat yang terlindung. Setelah proses pengeringan ini, maka
jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai pakan
pengganti rumput segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar